Produsen perangkat NAS (Network Attached Storage) Synology baru saja meluncurkan produk terbarunya di Indonesia.
Jajaran NAS tersebut dikatakan hadir untuk menyokong kebutuhan pengguna kalangan UKM hingga rumahan. Pihak Synology juga mengatakan Indonesia sedang mengalami pertumbuhan digital yang sangat pesat di berbagai aspek.
“UKM, pengguna rumahan, kelompok kerja kecil, dan usaha kecil-menengah tidak hanya membutuhkan solusi penyimpanan data yang terjangkau dan berkapasitas besar, tapi juga harus mudah dikelola dan dilengkapi fitur keamanan yang lengkap. Synology memiliki deretan produk yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan tersebut di era serba canggih ini,” ujar Victor Wang, Sales Account Manager Synology untuk pasar Asia Tenggara.
Synology memperkenalkan produk penyimpanan yang seluruhnya berbasis flash di tahun lalu yang dikhususkan untuk UKM yang membutuhkan server NAS hemat biaya dan berkinerja tinggi.
Di bulan April, Synology meluncurkan unit penyimpanan terbarunya, DiskStation DS1517+ dan DS1817+, server berjenis 5-bay atau 8-bay scalable bersama dengan Unit Ekspansi DX517 yang dikatakan mampu meningkatkan efisiensi serta produktivitas pelaku bisnis dan perusahaan kecil/menengah di Indonesia.
DS1517+ dan DS1817+ juga merupakan NAS pertama dari Synology yang mendukung SSD jenis M.2 dan dirancang untuk menghilangkan bottleneck ketika dibebani pekerjaan yang berat serta mengurangi latensi pada I/O secara signifikan. Selain itu, Synology akan meluncurkan DiskStation DS418j pada kuartal ke-3 tahun ini yang menyasar segmen pengguna rumahan.
Pertumbuhan digital memang menjadi incaran Synology saat ini. Lebih dari 60 juta orang kini memiliki smartphone dan 18 persen kepala keluarga memiliki komputer pribadi. Pembuatan serta konsumsi konten digital menjadi landasan terjadinya ledakan ekonomi digital yang sedang berlangsung sekaligus meningkatkan jumlah data yang diciptakan secara keseluruhan.
Dari kacamata bisnis, UKM sudah menjadi kontributor utama terhadap GDP negara Indonesia dalam 5 tahun terakhir. Menteri Kooperasi dan UKM menyatakan bahwa kontribusi UKM terhadap ekonomi meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen. UKM juga menjadi solusi ketenagakerjaan di Indonesia.
Hingga saat ini, ada sekurangnya 4,4 juta UKM di Indonesia. UKM ini meliputi usaha kecil yang beralih ke digital, dan juga bisnis yang dibangun di atas platform digital, atau lazim dikenal sebagai startup. Firma riset CHGR memperkirakan bahwa di tahun 2020 nanti akan terdapat lebih dari 13.000 startup di Indonesia.